Behind the Beauty of Gili Trawangan There is a Serious Garbage Problem / Dibalik Keindahan Gili Trawangan Ada Masalah Sampah yang Serius / Cv. Albabianca Abadi
(English/Indonesia)
Gili Trawangan is a small island visited by many local and foreign tourists, gili in West Nusa Tenggara is the island. The location in Gili Trawangan is growing rapidly in the sectors of its tourists, it is easily read from the row of cafes and inns for tourists who stop over on the island.
With various charms there is another side that looks at the beauty of Gili Trawangan, ie there is a mountains of garbage. Every day there are 13 tons of waste dump and waste management in Gili Trawangan is still relatively weak and still complex. This garbage comes from the consumption of local residents and business managers in Gili Trawangan.
The largest waste producer is from the entrepreneur who owns the lodging. The local government is still not maximally handle the waste, this garbage gun becomes another scene in Gili Trawangan. The distance between the mountains of garbage is only 1 kilometer from the beach crowded with tourists.
The largest waste producer is from the entrepreneur who owns the lodging. The local government is still not maximally handle the waste, this garbage gun becomes another scene in Gili Trawangan. The distance between the mountains of garbage is only 1 kilometer from the beach crowded with tourists.
Gili Trawangan fortunately has a group of locals who are moved to change. The idea was called Waste for Change, a hygiene and health conscious movement related to waste management.
For the officers who are in the garbage dump there are 12 people, that is 5 people keeping in the final waste dumps and the 7 people on duty around to pick up garbage residing in the settlement and from the place of businessman.
The purpose of Waste for Change is not only centralized waste management, Gili Trawangan residents are also encouraged to participate actively to collect garbage in garbage bank. Furthermore, waste is processed for recycling and plastic waste sorted for resale.
For the officers who are in the garbage dump there are 12 people, that is 5 people keeping in the final waste dumps and the 7 people on duty around to pick up garbage residing in the settlement and from the place of businessman.
The purpose of Waste for Change is not only centralized waste management, Gili Trawangan residents are also encouraged to participate actively to collect garbage in garbage bank. Furthermore, waste is processed for recycling and plastic waste sorted for resale.
Let's keep Gili Trawangan beautiful and remain the best tourist destination in the world !!!
For Indonesia (Business Investment / Asset Management / Account Opening / Immigration Support, etc) we receive various consultations. Linking Japan and Indonesia, full support from consulting firms.
Cv. Albabianca Abadi
_________________________________________________________________________________
Gili Trawangan adalah pulau kecil yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara, gili dalam bahasa Nusa Tenggara Barat adalah pulau. Lokasi di Gili Trawangan berkembang pesat disektor parawisatanya, hal ini dengan mudah terbaca dari jejeran kafe dan penginapan untuk wisatawan yang singgah di pulau ini.
Dengan berbagai pesonanya ada sisi lain yang terlihat di keindahan Gili Trawangan, yaitu ada gunungan sampah. Setiap harinya ada 13 ton timbunan sampah dan pengelolaan sampah di Gili Trawangan ini masih tergolong lemah dan masih kompleks. Sampah ini berasal dari konsumsi warga sekitar dan pengelola bisnis di Gili Trawangan.
Penghasil sampah yang terbesar adalah dari pengusaha yang memiliki tempat penginapan. Pemerintah daerah masih belum maksimal menangani sampah, gunungan sampah ini menjadi pemandangan lain di Gili Trawangan. Jarak antara gunungan sampah hanya 1 kilometer dari pantai yang dipadati wisatawan.
Gili Trawangan untungnya memiliki sekolompok warga lokal yang tergerak untuk berubah. Gagasan itu bernama Waste for Change, gerakan sadar kebersihan dan kesehatan terkait pengelolaan sampah.
Untuk petugas yang berada di tempat pembuangan akhir sampah ada 12 orang, yaitu yang 5 orang menjaga di tempat pembuangan akhir sampah dan yang 7 orang bertugas keliling mengambil sampah yang berada di pemukiman warga dan dari tempat pengusaha.
Tujuan dari Waste for Change tidak hanya pengelolaan sampah yang terpusat, warga Gili Trawangan juga didorong untuk berpartisipasi aktif untuk mengumpulkan sampah di bank sampah. Selanjutnya, sampah diolah untuk didaur ulang dan sampah plastik dipilah untuk dijual kembali.
Penghasil sampah yang terbesar adalah dari pengusaha yang memiliki tempat penginapan. Pemerintah daerah masih belum maksimal menangani sampah, gunungan sampah ini menjadi pemandangan lain di Gili Trawangan. Jarak antara gunungan sampah hanya 1 kilometer dari pantai yang dipadati wisatawan.
Gili Trawangan untungnya memiliki sekolompok warga lokal yang tergerak untuk berubah. Gagasan itu bernama Waste for Change, gerakan sadar kebersihan dan kesehatan terkait pengelolaan sampah.
Untuk petugas yang berada di tempat pembuangan akhir sampah ada 12 orang, yaitu yang 5 orang menjaga di tempat pembuangan akhir sampah dan yang 7 orang bertugas keliling mengambil sampah yang berada di pemukiman warga dan dari tempat pengusaha.
Tujuan dari Waste for Change tidak hanya pengelolaan sampah yang terpusat, warga Gili Trawangan juga didorong untuk berpartisipasi aktif untuk mengumpulkan sampah di bank sampah. Selanjutnya, sampah diolah untuk didaur ulang dan sampah plastik dipilah untuk dijual kembali.
Mari kita jaga Gili Trawangan agar tetap indah dan tetap menjadi destinasi wisata terbaik di dunia !!!
Untuk Indonesia (investasi bisnis / aset managemen / pembukaan rekening / imigrasi, dll) kami menerima berbagai konsultasi. Menghubungkan Jepang dan Indonesia, dukungan penuh dari perusahaan konsultan.
Cv. Albabianca Abadi
Comments
Post a Comment