History of Gili Trawangan / Sejarah Gili Trawangan (Cv. Albabianca Abadi)
(English/Indonesia)
Gili Trawangan is the largest of the three small islands (Gili Trawangan, Gili Air and Gili Meno) located in Gili Indah Village, North Lombok. Gili Trawangan is familiar in the ears of world tourists, not only because of its beautiful islands and its charming white sand, but Gili Trawangan offers its own pleasure to its visitors.
Excess Gili Trawangan compared with other beach is we can enjoy sunset and also sunrise at once at this beach. This happens because Gili Trawangan has a beach facing east and to the west and the distance is also not too far away.
So that both sunset and sunrise can we enjoy on this beach. The tourists can do various activities, such as down the underwater beauty with snorkeling or diving, around the beach with cycling, walking and horseback riding.
Excess Gili Trawangan compared with other beach is we can enjoy sunset and also sunrise at once at this beach. This happens because Gili Trawangan has a beach facing east and to the west and the distance is also not too far away.
So that both sunset and sunrise can we enjoy on this beach. The tourists can do various activities, such as down the underwater beauty with snorkeling or diving, around the beach with cycling, walking and horseback riding.
For the history of the island of Gili Trawangan, formerly this island was once a place of exile prisoners. Cause other than the location which is located at the end of the two Gilis next to it, namely Meno and Water. At that time because all the prisons were full, the ruling king at that time dumped some 350 Sasak rebels into this island.
Then in the Dutch colonial period, then inhabited by a person named Wak Sokna comes from the tribe of Mandar Balanipa Kingdom, South Sulawesi. But Wak Sokna first set foot in East Lombok precisely in Labuan Pandan. After a few years later he moved to Jambianom, now known as Medana Village, Tanjung Sub-District, North Lombok.
From Jambianom he then moved to Gili Air then bring along the children and grandchildren and have many descendants to spread to Gili Trawangan.
How is the origin named Gili Trawangan?
At that time a number of people who inhabit the small island often call it "Terangang" means the place to lay turtles.
While the Sasak people call Gili as a small island. Over time the name changed to Gili Trawangan as it is known today. Gili Trawangan began to be visited by tourists around the 1970s, when it has nothing dark yet.
When guests stay in Pulai breakfast is served fried bananas. For now Gili Trawangan visited by many tourists and become a tourist destination in NTB. But the problem that is often faced is still the same ie garbage.
Then in the Dutch colonial period, then inhabited by a person named Wak Sokna comes from the tribe of Mandar Balanipa Kingdom, South Sulawesi. But Wak Sokna first set foot in East Lombok precisely in Labuan Pandan. After a few years later he moved to Jambianom, now known as Medana Village, Tanjung Sub-District, North Lombok.
From Jambianom he then moved to Gili Air then bring along the children and grandchildren and have many descendants to spread to Gili Trawangan.
How is the origin named Gili Trawangan?
At that time a number of people who inhabit the small island often call it "Terangang" means the place to lay turtles.
For Indonesia (business investement / asset management / account opening / immigration, etc) we receive consultations. Connecting Japan and Indonesia, the full support of the consulting firm.
Cv. Albabianca Abadi
Email: albabianca.abadi@gmail.com
Cv. Albabianca Abadi
Email: albabianca.abadi@gmail.com
#gili
#gilitrawangan
#lombokproperti
_________________________________________________________________________
Gili Trawangan adalah pulau yang terbesar dari ketiga pulau gili kecil (Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno) yang terletak di Desa Gili Indah, Lombok Utara. Gili Trawangan sudah familiar di telinga wisatawan dunia, bukan saja karena pulaunya yang indah serta pasir putihnya yang menawan, tetapi Gili Trawangan menawarkan kenikmatan tersendiri pada pengunjungnya.
Kelebihan Gili Trawangan dibandingkan dengan pantai lain adalah kita dapat menikmati sunset dan juga sunrise sekaligus di pantai ini. Hal ini terjadi karena Gili Trawangan memiliki pantai yang menghadap ke timur dan ke barat dan jaraknya juga tidak terlalu jauh.
Sehingga baik sunset maupun sunrise bisa kita nikmati di pantai ini. Para wisatawan bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti menyusuri keindahan bawah laut dengan snorkeling atau diving, mengelilingi pantai dengan bersepeda, jalan kaki maupun berkuda.
Kelebihan Gili Trawangan dibandingkan dengan pantai lain adalah kita dapat menikmati sunset dan juga sunrise sekaligus di pantai ini. Hal ini terjadi karena Gili Trawangan memiliki pantai yang menghadap ke timur dan ke barat dan jaraknya juga tidak terlalu jauh.
Sehingga baik sunset maupun sunrise bisa kita nikmati di pantai ini. Para wisatawan bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti menyusuri keindahan bawah laut dengan snorkeling atau diving, mengelilingi pantai dengan bersepeda, jalan kaki maupun berkuda.
Untuk sejarah dari pulau Gili Trawangan, dulunya pulau ini pernah menjadi tempat pembuangan narapidana. Sebab selain lokasinya yang berada paling ujung dari dua Gili di sebelahnya, yaitu Meno dan Air. Waktu itu karena semua penjara sedang penuh, raja yang berkuasa pada waktu itu membuang sekitar 350 orang pemberontak Sasak ke pulau ini.
Kemudian pada masa penjajahan Belanda, barulah dihuni oleh seseorang yang bernama Wak Sokna berasal dari suku Kerajaan Mandar Balanipa, Sulawesi Selatan. Tetapi Wak Sokna pertama kali menginjakkan kaki di Lombok Timur tepatnya di Labuan Pandan. Setelah beberapa tahun kemudian ia berpindah tempat ke Jambianom yang sekarang akrab disebut Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.
Dari Jambianom ia kemudian pindah ke Gili Air lalu membawa serta anak cucu dan memiliki banyak keturunan hingga menyebar ke Gili Trawangan.
Bagaimana asal-usul dinamakan Gili Trawangan?
Kala itu sejumlah orang yang menghuni pulau kecil tersebut kerap menyebutnya dengan “Terangang” artinya adalah tempat bertelurnya Penyu.
Sementara orang suku Sasak menyebut Gili sebagai pulau kecil. Seiring berjalannya waktu nama itu berubah menjadi Gili Trawangan sebagaimana dikenal saat ini. Gili Trawangan mulai didatangi oleh wisatawan sekitar tahun 1970-an, saat itu belum ada apa-apa masih gelap.
Ketika tamu menginap di Pulai ini makan pagi disuguhkan pisang goreng. Untuk sekarang ini Gili Trawangan banyak dikunjungi wisatawan dan menjadi tujuan pariwisata di NTB. Tetapi persoalan yang sering dihadapi masih sama yaitu sampah.
Kemudian pada masa penjajahan Belanda, barulah dihuni oleh seseorang yang bernama Wak Sokna berasal dari suku Kerajaan Mandar Balanipa, Sulawesi Selatan. Tetapi Wak Sokna pertama kali menginjakkan kaki di Lombok Timur tepatnya di Labuan Pandan. Setelah beberapa tahun kemudian ia berpindah tempat ke Jambianom yang sekarang akrab disebut Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.
Dari Jambianom ia kemudian pindah ke Gili Air lalu membawa serta anak cucu dan memiliki banyak keturunan hingga menyebar ke Gili Trawangan.
Bagaimana asal-usul dinamakan Gili Trawangan?
Kala itu sejumlah orang yang menghuni pulau kecil tersebut kerap menyebutnya dengan “Terangang” artinya adalah tempat bertelurnya Penyu.
Ketika tamu menginap di Pulai ini makan pagi disuguhkan pisang goreng. Untuk sekarang ini Gili Trawangan banyak dikunjungi wisatawan dan menjadi tujuan pariwisata di NTB. Tetapi persoalan yang sering dihadapi masih sama yaitu sampah.
Untuk Indonesia (investasi bisnis / aset managemen / pembukaan rekening / imigrasi, dll) kami menerima berbagai konsultasi. Menghubungkan Jepang dan Indonesia, dukungan penuh dari perusahaan konsultan.
Cv. Albabianca Abadi
Comments
Post a Comment