If the Statue of Jaso deCaires Taylor Appointed Youth Gili Meno Put Agency / Jika Patung Jaso deCaires Taylor Diangkat Pemuda Gili Meno Pasang Badan / Cv. Albabianca Abadi
(English/Indonesia)
The polemic of dozens of human statues located at the bottom of the waters of Gili Meno has not yet ended. After the KLU Council highlighted its existence, now a number of youths in the local hamlet have a voice. Youth who are members of the task force of teenagers Gili Meno ready to install the body if the statue belonging to the hotel Bask was lifted to land.
The juvenile task force and the community in Gili Meno disagree if the statue is removed. Even these teenagers threatened to ban all boats that come to bring tourists to the waters of Gili Meno to snorkel there. This step is a commitment taken since the statue of the work of Jaso deCaires Taylor was disputed a number of parties.
Not without cause, the youth in Gili Meno, tourism actors, and society disappointed because the attitude of the North Lombok regency who considered that the existence of the statue is not in accordance with cultural values in the KLU. Though the statue of human being is considered to increase the local tourism, because since the statue there is a pile of people snorkeling in one area in Gili Meno can unravel.
The decomposition of snorkeling people who usually accumulate up to 1000 people per day in the same location, can now decompose since the statue up to 50 percent. Previously, from the local government has confirmed if the statue should be immediately appointed.
Because the statue is considered pornographic and impressed porn so it does not represent the customary culture in KLU. Various responses were expelled even from the Regent of KLU Najmul Akhyar himself. However, until now the North Lombok regency has not taken any position.
The juvenile task force and the community in Gili Meno disagree if the statue is removed. Even these teenagers threatened to ban all boats that come to bring tourists to the waters of Gili Meno to snorkel there. This step is a commitment taken since the statue of the work of Jaso deCaires Taylor was disputed a number of parties.
The decomposition of snorkeling people who usually accumulate up to 1000 people per day in the same location, can now decompose since the statue up to 50 percent. Previously, from the local government has confirmed if the statue should be immediately appointed.
Because the statue is considered pornographic and impressed porn so it does not represent the customary culture in KLU. Various responses were expelled even from the Regent of KLU Najmul Akhyar himself. However, until now the North Lombok regency has not taken any position.
For Indonesia (Business Investment / Asset Management / Account Opening / Immigration Support, etc) we receive various consultations. Linking Japan and Indonesia, full support from consulting firms.
Cv. Albabianca Abadi
_________________________________________________________________________________
Polemik puluhan patung manusia yang berada di dasar perairan Gili Meno belum juga usai. Setelah sebelumnya Dewan KLU menyoroti keberadaanya, kini sejumlah pemuda di dusun setempat ikut bersuara. Pemuda yang tergabung dalam satuan tugas remaja Gili Meno itu siap pasang badan andai kata patung milik hotel Bask itu diangkat ke darat.
Satuan tugas remaja serta masyarakat di Gili Meno tidak setuju kalau patung itu diangkat. Bahkan para remaja ini mengancam akan melarang semua boat yang datang membawa wisatawan ke perairan Gili Meno untuk snorkeling di sana. Langkah ini merupakan komitmen yang diambil semenjak patung karya Jaso deCaires Taylor itu dipersoalkan sejumlah pihak.
Bukan tanpa sebab, pemuda di Gili Meno, pelaku wisata, dan masyarakat kecewa lantaran sikap Pemkab Lombok Utara yang menilai bahwa keberadaan patung itu justru tidak sesuai nilai-nilai adat budaya di KLU. Padahal patung berupa manusia ini dinilai dapat meningkatkan pariwisata setempat, karena semenjak patung itu ada penumpukan orang snorkling di satu areal di Gili Meno bisa terurai.
Penguraian orang snorkling yang biasanya menumpuk sampai 1000 orang perhari di lokasi yang sama, sekarang bisa terurai semenjak adanya patung sampai 50 persen. Sebelumnya, dari pihak pemerintah daerah telah menegaskan jika patung itu harus segara diangkat.
Sebab pose patung dianggap seronok dan terkesan porno sehingga tidak mewakili budaya adat di KLU. Berbagai tanggapan pun terlontar bahkan dari Bupati KLU Najmul Akhyar sendiri. Hanya saja, hingga saat ini Pemkab Lombok Utara belum mengambil sikap apapun.
Satuan tugas remaja serta masyarakat di Gili Meno tidak setuju kalau patung itu diangkat. Bahkan para remaja ini mengancam akan melarang semua boat yang datang membawa wisatawan ke perairan Gili Meno untuk snorkeling di sana. Langkah ini merupakan komitmen yang diambil semenjak patung karya Jaso deCaires Taylor itu dipersoalkan sejumlah pihak.
Bukan tanpa sebab, pemuda di Gili Meno, pelaku wisata, dan masyarakat kecewa lantaran sikap Pemkab Lombok Utara yang menilai bahwa keberadaan patung itu justru tidak sesuai nilai-nilai adat budaya di KLU. Padahal patung berupa manusia ini dinilai dapat meningkatkan pariwisata setempat, karena semenjak patung itu ada penumpukan orang snorkling di satu areal di Gili Meno bisa terurai.
Penguraian orang snorkling yang biasanya menumpuk sampai 1000 orang perhari di lokasi yang sama, sekarang bisa terurai semenjak adanya patung sampai 50 persen. Sebelumnya, dari pihak pemerintah daerah telah menegaskan jika patung itu harus segara diangkat.
Sebab pose patung dianggap seronok dan terkesan porno sehingga tidak mewakili budaya adat di KLU. Berbagai tanggapan pun terlontar bahkan dari Bupati KLU Najmul Akhyar sendiri. Hanya saja, hingga saat ini Pemkab Lombok Utara belum mengambil sikap apapun.
Comments
Post a Comment